Kapan terakhir kali kamu banyak menulis? Menulis pakai bolpen, bukan ngetik di keyboard. Terakhir kali saya banyak nulis, itu waktu ujian akhir kuliah yang essay. Udah lama siy… kalau sekarang paling cuma sesekali nulis di agenda pas meeting. Ide ngetik blog ini karena di agenda saya ada bolpen bergambar Tokyo Tower, menara TV yang bikin saya tersasar di tulisan Lost in Japan. Bolpen itu kenang-kenangan dari teman saya di Thailand. Ceritanya pas saya ke Bangkok, dia baru pulang dari Jepang. Dia ga punya souvenir khas Thai, jadi kasih itu sebagai oleh-oleh dari Jepang. Modelnya sih biasa aja, standar yg dijual di Narita Airport, biarpun begitu, saya senang karena gambarnya Tokyo Tower. Bolpen itu jarang buat nulis pastinya, karena saya lebih sering mengetik di laptop dibandingkan menulis dengan bolpen. J
Nah, bolpen ini mengingatkan saya suatu waktu, dimana saya baru sampai pelataran Tokyo Tower. Saat itu ada semacam topeng monyet disana. Monyet dalam bahasa Jepang disebut ‘Saru’. Saya suka nggak tega kalo liat topeng monyet, tapi saya penasaran pengen tau, apakah ada scene ‘Sarimin pergi ke pasar’? :p Ternyata pertunjukan ini lebih ke akrobatik. Ada dua balok dengan beberapa anak tangga diletakkan berhadapan dengan jarak yang cukup dekat. Si Saru naik tangga dari salah satu balok, meloncat ke balok seberang, kemudian turun dari balok tersebut. Jarak antar balok sedikit direnggangkan, si Saru masih tetap bisa loncat. Begitu terus sampai jarak antar balok direnggangkan dengan jarak yang tampaknya tidak mungkin dijangkau dalam sekali lompatan. Saru naik ke balok, mengangkat tangan kanannya horizontal diatas mata seperti sedang memandang jauh ke seberang, menatap pawangnya, dan mengangkat tangan tanda menyerah. Kurang lucu ya kalo saya yang cerita? Padahal waktu itu semua orang di pelataran Tokyo Tower, ngakak abis lho! Hmm… nantilah saya belajar bikin cerita yang lucu. Omong-omong belajar, Saru ini mengajariku sesuatu. Saat pawangnya bilang ‘hidari’, Saru mengangkat tangan kirinya. Sementara saat si pawang bilang ‘migi’, Saru mengangkat tangan kanannya. Dari Saru-lah saya belajar bahasa Jepang untuk kanan dan kiri, yaitu migi dan hidari. Ah, hari ini memang saya sedang garing. Nulis eh ngetik apaan siy dari tadi, ga jelas gini. XD
No comments:
Post a Comment